Menu JOSH

Sabtu, 07 Oktober 2017

DAKWAH ILALLAH

DAHWAH = MENGAJAK
ILLALLAH = KEPADA ALLAH

Dakwah Ilallah dan Da'inya

Tidak ada kalimat yang lebih indah daripada menyeru kepada Allah;

“Dan siapakah yang lebih baik perkataaanya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan dan berkata, ‘Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?’”(Fushshilat[41]:33)
Allah berfirman di dalam kitab suci Al Qur’an:
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”.
Habib Abdullah Al Haddad membahas tentang firman Allah SWT tersebut, menjelaskan bahwa umat Islam adalah merupakan kelompok yang besar dan mempunyai tugas untuk mengajak kepada kebaikan. Perintah untuk mengajak kepada kebaikan atau mengajak kepada Allah itu disebut dengan “Adda’wah ilallah” yaitu mengajak kepada Allah SWT.
Da’wah ilallah adalah sebuah amanat yang diperintahkan bukan hanya kepada para ulama tapi juga bagi setiap individu mukmin, sebagai seorang muslim yang telah bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. Sejak seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut, baik laki-laki maupun perempuan, besar atau kecil, tua maupun muda, memiliki pengetahuan atau tidak, maka pada dasarnya orang tersebut telah memikul tanggung jawab untuk berda’wah dan mengajak manusia kepada Allah.
Dua kalimat syahadat tersebut seyogyanya tidak hanya diucapkan secara lesan, namun benar-benar dihayati, dipahami maknanya dan disadari konsekuensinya. Jika hanya sebatas di bibir saja, niscaya kalimat suci tersebut tidak akan memberikan pengaruh apapun bagi seorang hamba. Pada saat seseorang menyatakan kalimat suci ini sesungguhnya dia sedang berikrar dan haruslah menyadari bahwa dirinya memiliki konsekuensi untuk menjalankan tugas dan ikrarnya dengan benar.
Kalimat asyhadu alla ilaaha illallah mengandung arti yang sangat dalam. Kalimat “asyhadu” berarti “Saya bersaksi”. Kalimat ini bermakna ikrar dan pernyataan janji setia seorang hamba kepada Allah. Sebagai contoh tentang kesaksian ini biasa dijumpai di pengadilan. Seseorang yang diminta menjadi saksi di pengadilan biasanya akan mengatakan “Saya bersaksi”. Terdapat beberapa syarat ketika seseorang ditunjuk sebagai saksi. Pertama, mengetahui. Orang tersebut harus mengetahui kejadian yang berlangsung. Kedua, orang tersebut harus meyakini terjadinya peristiwa tersebut disertai dengan bukti. Ketiga, orang terserbut harus mempunyai kepercayaan atau keyakinan bahwa kesaksiannya benar.
Kalimat asyhadu dalam bahasa Arab disebutkan sebagai berikut:
أعلم و أتيقن و أعتقد بقلبي و أعلم غيري
Artinya: “Saya mengetahui, saya meyakini dengan bukti, saya menganut suatu kepercayaan dalam hati saya yang tidak dapat tergoyahkan, dan saya menyatakannya kepada orang lain”.
Hal ini berarti, ketika seseorang mengucapkan “Saya bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah”, sebenarnya orang tersebut sedang mengatakan bahwa “Saya mengetahui bahwa sesungguhnya di alam semesta ini tidak ada Tuhan kecuali Allah. Saya berkeyakinan dengan bukti serta bisa membuktikannya. Saya memiliki kepercayaan dalam hati saya yang tidak bisa digoyahkan, sebab saya betul-betul mengetahui dan saya bisa membuktikannya, dan saya sekarang berikrar untuk menyampaikan keyakinan yang saya anut atas pengetahuan dan bukti ini kepada orang lain, yaitu tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah”.
Demikian juga kesaksian seorang hamba akan Rasulullah saw. Makna kalimat “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah” yaitu, “Saya mengetahui dan saya meyakini serta saya akan menyampaikan kepada semua orang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
Kalimat syahadat tersebut merupakan janji setia hamba kepada Allah. Dan inilah tanggung jawab mengajak manusia kepada Allah yang dinyatakan saat mengucapkan “Asyhadu allaa ilaaha illallah”. Tidak hanya sekedar kesaksian, tapi sekaligus berikrar dan berjanji untuk menyampaikan kepada orang lain, dan inilah da’wah ke jalan Allah. Oleh karenanya setiap individu muslim yang telah bersaksi tiada Tuhan selain Allah maka dia telah mengemban suatu amanat, dia berikrar dan berjanji di hadapan Allah untuk berdakwah mengajak manusia kepada Allah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Al Haddad bahwasanya da’wah ke jalan Allah, mengajak manusia ke jalan Allah adalah tugas setiap orang Islam dan orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, bukan sekedar tugas para ‘ulama.
Hal penting yang harus diingat adalah bahwa setiap muslim diperintahkan oleh Allah untuk berda’wah mengajak kepada Allah. Hal ini berarti da’wah yang dilakukan bukan bertujuan untuk mengajak kepada organisasinya, partai politiknya, majelis ta’limnya, kelompoknya, bukan pula mengajak kepada madzhabnya dan pola pikir yang sempit lainnya, tapi semata-mata hanya kepada Allah yang Maha Luas.
Seseorang yang sudah memiliki pola pikir dan pemahaman seperti itu akan bisa leluasa untuk masuk ke berbagai kalangan. Hal ini disebabkan dalam hati dan pikirannya hanya satu yaitu mengajak orang kepada Allah. Jika sudah demikian, maka sesungguhnya orang tersebut sedang meniti jalannya Rasulullah SAW. Apa jalannya Nabi Muhammad SAW? Jalan beliau adalah mengajak orang kepada Allah dengan ilmu. “Ini jalanku dan jalan semua orang yang mau mengikuti jalanku”.
Untuk mengajak orang lain kepada Allah SWT, tidak selamanya diperlukan ilmu yang luas. Rasulullah SAW menggunakan seluruh waktu dalam hidupnya hanya untuk mengajak orang kepada Allah SWT baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Untuk itulah Rasulullah diutus dan itulah tugas yang diberikan Allah kepada Rasul SAW.
Alhabib Abdullah bin Alwi Al haddad mengatakan: Orang yang paling dekat, paling diperhatikan dan paling disayang baik di dunia maupun di akhirat oleh Rasulullah SAW adalah orang yang paling besar perhatiannya dalam hal da’wah di jalan Allah SWT, yang paling sibuk di dalam hal da’wah kepada Allah dan yang paling masuk tenggelam ke dalam lautan da’wah ilallah.
Dikisahkan, ada satu ‘ulama besar, seorang wali besar bernama Habib Muhammad bin Ja’far bin Muhammad Alathos yang tinggal di Khoir Bawazir. Beliau dikaruniai anugrah yang besar oleh Allah serta sangat tawadhu. Beliau berkata: “Saya diberi kedudukan oleh Allah tidak lebih kecil dari kedudukannya Habib Umar bin Abdurrahman Alathos kakek saya”.
Beliau sering berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW dalam keadaan yakhodzoh, dalam keadaan sadar. Suatu saat beliau berjumpa dengan Rasulullah SAW dalam keadaan sadar dan berkata, “Ya Rasulullah, saya ingin diberikan al fath, al mutlak, al kabir. Saya ingin dibukakan hati saya seperti aulia-aulia besar, pembukaan yang mutak yang sama besar. Bagaimana caranya Ya Rasulullah?”. Nabi menjawab, “Jika harapanmu ingin terwujud, pergilah ke Syibam dan temui cucuku, Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith. Harapanmu akan terwujud di situ”. Maka pergilah Habib Muhammad bin Ja’far Alathos. Sesampai di sana, beliau disambut oleh Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith, “Selamat datang wahai orang yang diutus oleh Rasul SAW kepada saya. Agar hatimu dibuka oleh Allah dengan pembukaan yang luas dan terbesar, berda’wahlah. Da’wah ilallah, ajak manusia ke jalan Allah dan jadikan kesibukanmu hanya untuk itu”. Begitu mendengar jawaban tersebut, Habib Muhammad bin Jafar Alathos bergegas pergi ke jalanan untuk mencari setiap orang Badui yang lewat dan mengajaknya kepada Allah SWT. Beliau hanya sebentar melakukannya namun Allah telah bukakan hatinya.
Orang yang paling dekat dengan Rasul SAW adalah orang yang paling besar perhatiannya di jalan Allah SWT, adalah orang yang mencurahkan segala perhatiannya untuk da’wah ilallah, maka itu curahkan semua perhatian kita kepada da’wah ke jalan Allah SWT.
Banyak cara untuk mengajak ke jalan Allah SWT, walaupun tidak memiliki ilmu yang luas, namun da’wah ilallah ini tetap bisa dilakukan. Semuanya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Misalnya dengan mengajar, mengajak dengan ucapan, atau melalui media teknologi seperti melalui sms, atau broadcast jadwal majelis ta’lim atau hal-hal baik lainnya dalam agama.
Syech Romadhon Al Buthi berkata: tugasmu hanyalah mengajak dan menyampaikan. Kemudian hidayat ditangan Allah.
Sungguh kamu tidak berkemampuan memberikan hidayah kepada manusia karena itu Allah tidak menuntutmu memberikan hidayah. Tapi kamu berkemampuan untuk mengajak, menyampaikan dan mencurahkan segenap perhatianmu untuk berda’wah ke jalan Allah karena itu Allah memerintahkanmu untuk berda’wah.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan maka ia akan dikasih pahala oleh Allah SWT seperti pahala kebaikan orang yang diajak kebaikan kepadanya tanpa mengurangi pahalanya orang itu”.
Habib Abdullah AlHaddad berkata: “Hendaknya terdapat di tengah kalian, kelompok besar yang mengajak kepada kebaikan”.
‘Ulama menyebutkan bahwa da’wah itu hukumnya fardu kifayah, artinya jika tidak ada sama sekali yang melakukan maka akan mendapat dosa.
Selain itu, Imam Abdullah Alhaddad menjelaskan tentang amar maruf nahi munkar. Al ma’ruf adalah segala kebaikan yang dianjurkan oleh Allah untuk dilakukan baik itu wajib atau sunah. Tiap muslim dianjurkan untuk mengajak manusia kepada hal ini. Munkar adalah segala hal yang dilarang oleh Allah baik larangan haram atau makruh. Seorang muslim diperintahkan untuk memperingatkan manusia agar tidak terjerumus dalam urusan ini.
Ini termasuk tugas dan kewajiban seorang muslim. Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa tugas seorang muslim adalah mengajak, bukan memaksa dan juga bukan memberikan hidayah kepada orang. Pemilik hidayah adalah Allah SWT.
Allah berkata kepada Nabi Muhammad
انك لا تهدي من احببت و لكن الله يهدي من يشاء
“Engkau tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai. Allah yang memberi hidayah kepada yang Ia kehendaki”.
Berapa banyak orang yang dicintai oleh Rasul SAW terlepas dari tangannya, karena hidayah bukan di tangan Nabi SAW, tapi di tangan Allah SWT. Selama masih ada jalan untuk menyampaikan kebaikan, maka sampaikanlah. Selama masih ada kesempatan untuk melarang dalam keburukan, maka laranglah. Allah tidak akan bertanya tentang hidayah, namun Allah akan bertanya tentang mengajak atau tidaknya seorang muslim kepada Allah SWT. Semoga kita dijadikan umat yang memegang janji setianya kepada Allah SWT.
TEKS BERASAL DARI http://www.elhooda.net/2014/11/dakwah-ilallah-adalah-amanah-bagi-setiap-individu-mukmin/





olhraga

olahraga
1. Berkuda
 
Hasil gambar untuk berkuda temboro
2. Memanah 
Hasil gambar untuk memanah temboro
3. Berenang
 Hasil gambar untuk swimming pool

TAHFIDZUL QUR'AN

MENGHAFAL ALQUR'AN
Program yang luar bias yang digagas oleh Romo Kyai Mukhlisun A.R. sangat luar biasa
target minimal yang wajib dicapai setelah lulus adalah 7 juz. target yang hendaknya dicapai 15 juz. maksimalnya selesai 30 juz
ini yang dikehendaki.
 perpaduan antar pelajaran formal dan tahfidzul qur'an adalah program yang menakjubkan



Hasil gambar untuk TAHFIDZUL QUR'AN

KHURUJ

KHURUJ FISABILILLAH
KHURUJ FISABILILLAH
Program pelatihan bagi siswa yang sudah kelas 9. untuk membentuk mental siswa supaya siap terjun didunia nyata yang tantangan diluar sana lebih berat jika dibanding keadaan mereka ketika masih dilingkungan SMPIT ADA
Hasil gambar untuk KHURUJ FISABILILLAH 
Hasil gambar untuk KHURUJ FISABILILLAH 
Hasil gambar untuk KHURUJ FISABILILLAH PARA PELAJAR 
 

EKTRAKURIKULER

EKTRA KURIKULER SMPIT ADA
1. MUROTAL
 
2. QIRO'AH

3. REBANA
 Hasil gambar untuk REBANA
4. PENCAK SILAT
Hasil gambar untuk PENCAK SILAT
5. KOMPUTER
Hasil gambar untuk KOMPUTER ASUS
6. CONVERSATION
 Hasil gambar untuk CONVERSATION KARKUN
7. MATEMATIKA
8. FUTSAL

SATU TUJUAN MENCARI RIDLO ALLAH AZZA WAJLLA

Dakwah Maksud Tujuan Hidup: Hidup dalam Dakwah, Dakwah sampai Mati, Mati dalam Dakwah

 

Dari Aqil bin abi tholib, ia bercerita. Abu tholib berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai keponakanku! Demi Alloh, seperti yang telah engkau ketahui sendiri bahwa aku selalu membenarkan perkataanmu, karena itu engkau juga harus mengikuti perkataanku, bahwa orang-orang dari kaummu datang kepadaku dan mereka berkata bahwa engkau datang ke Ka’bah dan datang ke majelis mereka, lalu mengatakan begini dan begitu. Dengan perkataanmu itu mereka merasa tersinggung, Oleh karena itu, suapaya dapat kamu pahami, maka tinggalkanlah apa yang kamu lakukan itu. Lalu Rasulullah saw menengadahkan wajahnya ke langit sambil berkata, “Demi Alloh, aku tidak sanggup jika harus meninggalkan pekerjaan yang karenanya aku diutus, melebihi ketidaksanggupan salah seorang diantara kamu untuk membawa kobaran api matahari”. (Hr. Thabrani dan Bukhori)
Menurut riwayat Baihaqi, bahwa Abu tholib berkata kepada Rosulullah Saw, “Wahai keponakanku, orang-orang dari kaummu datang kepadaku dan mengatakan ini dan itu, Karena itu, sekarang sayangilah jiwaku juga jiwamu, dan jangan memberikan kepadaku sesuatu yang tidak sanggup aku memikulnya, begitu juga engkau. Karena itu berhentilah dari berkata-kata kepada mereka sesuatu yang tidak mereka sukai!” Mendengar perkataan pamannya ini, Rasulullah saw merasa sedih, karena beliau menganggap bahwa pandangan pamannya mengenai dirinya telah berubah dan dia meninggalkan beliau serta menyerahkannya kepada kaumnya, dan kini dia tidak lagi memberikan semangat kepada beliau.. Melihat keadaan seperti ini maka beliau bersabda, “Wahai pamanku, apabila matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, niscaya sekali-kali aku tidak akan meninggalkan pekerjaan itu (dakwah) dan aku akan tetap mengerjakannya sampai Alloh memberikan kemenangan kepadaku atau jiwaku melayang karenanya.” Setelah berkata demikian, Rasulullah saw tidak kuasa lagi menahan air mata dan beliau menangis.

MAKSUD HIDUP UMMAT AKHIR ZAMAN
Sebuah benda jika tidak digunakan sesuai dengan maksud yang menciptakannya, maka benda ini tidak berguna dan lama-lama akan rusak. Begitu juga manusia, tidak ada gunanya dan akan rusak jika tidak sesuai dengan maksud penciptaannya. Yang mengetahui maksud hidup manusia, bukanlah isterinya, anaknya, ayahnya, pemerintahnya dsb. Mengapa ? karena mereka tidak mempunyai andil dalam penciptaan manusia.
Maksud hidup manusia adalah
1. Manusia diciptakan untuk ibadah
“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, melainkan (hanya untuk) beribadah.” (QS. Adz Dzariyat : 56 )
2. Manusia untuk menjadi khalifah
“Sesungguhnya Aku akan menjadikan di muka bumi ini khalifah (manusia)” (QS. Al Baqarah : 30 )
3. Manusia untuk ber’amar ma’ruf nahi mungkar dan sebagai naibnya Rasulullah SAW
“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia, yaitu untuk ber’amar ma’ruf dan nahi mungkar dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran : 110)
Jika manusia berhasil mewujudkan maksud hidupnya, maka akan dijadikan raja-raja di Jannah/Surga. “Jika kamu melihat Jannah seolah-olah adalah kenikmatan dan kerajaan yang besar” (QS. Al Insan: 20).
Keperluan hidup manusia adalah :
1. Makan Minum
2. Rumah
3. Kendaraan
4. Pakaian
5. Pernikahan
Para sahabat Nabi keperluannya rendah tetapi maksud hidup tinggi. Sementara kita memiliki keperluan tinggi tetapi maksud hidupnya rendah. Keseharian kita hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keperluan, tetapi para sahabat berpikir untuk selalu mengorbankan keperluan untuk mendapatkan maksud hidup.
Perbedaan orang beriman dengan orang kafir dalam menggunakan keperluan dan maksud hidup adalah :
1. MAKAN MINUM
Orang kafir : Makan dan minum untuk kesehatan dan kekuatan sebagaimana kaum A’ad sehingga mereka berkata : “Siapakah yang lebih kuat daripada Kami ……?”(QS. Fushsihlat: 15)
Orang beriman :
Makan Minum untuk beribadah agar bisa berdiri shalat dan mengerjakan ibadah lainnya. Jika makan dengan cara adab sunnah Rasulullah SAW maka akan diberi pahala oleh Allah SWT.
Makan Minum untuk Khalifah adalah agar bisa berkhidmat kepada sesama. Nabi SAW bersabda, “jika kalian mengangkat beban saudaramu ke punggung kudanya, maka akan dihitung sedekah, jika kalian mengisi ember saudaramu dengan air maka dihitung sedekah”
Makan Minum untuk dakwah, suatu jamaah diantar ke suatu rumah di Pakistan maka dihidangkan kepadanya air yang rasanya asin. Karena jamaah berniat dakwah maka Amir(sebutan untuk pemimpin jamaah) mengatakan, “Habiskan air asin tadi”.
Setelah jamaah pulang isteri pemilik rumah terlihat pucat, suaminya bertanya, “ada apa?”
Isterinya berkata,”Aku salah memasukkan gula ternyata aku memasukkan garam ke air minum mereka, bagaimana keadaan mereka?”
Suaminya berkata.”Tidak masalah, mereka biasa saja bahkan tampak senang.”
Isterinya berkata,”kalau begitu bapak harus ikut mereka karena mereka bukan orang biasa tetapi seperti malaikat yang berjalan-jalan di bumi.”
2. PAKAIAN
Orang kafir : tujuan menggunakan pakaiannya seperti burung merak yaitu untuk menarik lawan jenis dan untuk dipuji-puji.
Orang beriman :
Untuk Ibadah yaitu menutup aurat karena malu kepada Allah.
Untuk Khalifah yaitu untuk melayani umat sebagaimana kisah Hasan r.a cucu Nabi SAW. Beliau memakai pakaian mahal sehingga seorang Yahudi datang kepadanya dan berkata, “Ya Hasan, benarkah engkau cucu Rasulullah ?”
Hasan r.a. menjawab,”Ya, Kenapa ?”
Kata si Yahudi, “mengapa engkau menyelisihi kakekmu dengan berpakaian mewah padahal dunia adalah penjara bagimu dan surga bagi orang kafir?”. Si Yahudi melanjutkan, “kini kau lihat, aku berpakaian compang camping sementara kamu seperti di Surga?”
Hasan r.a. berkata,”Wahai Yahudi, seandainya kamu tahu pakaian apa yang akan kamu dapatkan di neraka, niscaya kamu akan memakai pakaian paling mewah di dunia ini karena tak merasakan lagi di akhirat. Aku memakai pakaian bagus ini agar orang miskin tahu kalau aku orang kaya agar mereka tak sungkan-sungkan meminta sedekah kepadaku.”
Untuk Dakwah, dengan pakaian yang digunakan orang akan mendapat hidayah dan ingat kepada Allah. Itulah sebabnya orang beriman mencontoh pakaian Rasulullah SAW dan para sahabat.
3. RUMAH
Orang kafir :
Rumah untuk kesombongan dan fungsinya hanya untuk restoran (untuk tempat makan keluarga), hotel (tempat tidur/istirahat) , WC (tempat buang air), gallery (tempat menyimpan barang-barang mewah), bioskop mini (tempat nonton TV keluarga), gedung pertemuan keluarga.
Orang beriman:
Untuk ibadah, Nabi SAW bersabda,”Shalatlah kamu (shalat sunnah) di sudut-sudut rumah kamu niscaya rumah kamu akan dipandang oleh penduduk langit bercahaya sebagimana kamu memandang bintang-bintang di langit.”
Untuk Khalifah, yaitu melayani ummat sebagaimana hadits yang menunjukkan bahwa hak tamu untuk dilayani adalah tiga hari, setelah hari ketiga maka dihitung sedekah.
Untuk Dakwah, yaitu bagaimana orang masuk ke rumah kita mendapat hidayah sebagaimana rumahnya Fatimah binti Khaththab. Umar bin Khaththab masuk ke rumahnya langsung mendapat hidayah, mengapa ? karena di dalam rumah hidup amalan masjid yaitu dakwah, ta’lim, ibadah dan khidmat.
4. KENDARAAN
Orang kafir :
Menggunakan kendaraan hanya untuk menyelesaikan urusan dunia saja, juga sebagai kesombongan dan status sosial.
Orang beriman :
Untuk Ibadah, seperti dipakai untuk pergi ke Masjid, silahturahmi dll.
Untuk Khalifah, yaitu untuk melayani saudara muslimnya, dipinjamkan untuk hajat muslimin
Untuk Dakwah, yaitu untuk berjuang di Jalan Allah. Nabi SAW bersabda, “seseorang yang memelihara kuda untuk digunakan jihad maka semua makanan, kotoran dan kencingnya dihitung sebagai kebaikan oleh Allah SWT”
Nabi SAW juga bersabda,”ada tiga hasil orang memiliki kendaraan, yaitu (1) orang yang mendapatkan Surga dari kendaraannya karena digunakan di jalan Allah SWT. (2) mendapat neraka karena dipakai untuk bermaksiat kepada Allah. (3) tidak memperoleh apa-apa di Akhirat karena hanya digunakan untuk keperluan dunia semata.”
5. PERNIKAHAN
Orang kafir :
Pernikahan mereka hanya untuk menyempurnakan nafsu saja dan mendapatkan keturunan.
Orang beriman :
Untuk Ibadah, sesuai sabda Nabi SAW, “orang yang sudah menikah shalat 2 rakaatnya lebih baik dari pada 70 rakaat orang yang belum menikah.”
Untuk Khalifah, yaitu dengan memiliki isteri kita bisa berkhidmat kepada tetangga sebagaimana hadis,”jika kamu masak, perbanyaklah kuahnya dan kirimkan kepada tetangga kamu.”
Untuk Dakwah, yaitu wanita/isteri dapat berdakwah sampai ke dapur-dapur tetangga kita, sedangkan laki-laki hanya sampai depan pintu saja. Kewajiban dakwah termasuk untuk wanita. Do’a-do’a wanita dalam dakwah sangatlah hebat melebihi do’a 70 wali Allah

SMPIT ADA OK

PERSIAPAN UNBK


Rencana jangka dekat
1. Pembelian Server
2. Pemasangan Instalasi kelistrikan dan jaringan
3. Pemindahan PC yang sudah ada
4. Pembelian PC baru 9 PC
5. Pembelian PC dengan dana BOS 4 PC Lagi
6. Sinkronisasi data
7. Penyempurnaan instalasi jaringan dan server, hub, dll
8. uji coba digunakan untuk pelatihan siswa
9. Ready to use for UNBK Mandiri SMPIT ADA 2017/2018
tetap semangnat , tetap kompak, tetap maju, siap menundukkan dunia

Kamis, 30 Maret 2017

second generation
refresing ke pantai krakal
snorkeling di pantai saddranan
bersama ujian angkata 2016/2017
























Wisuda Tahfidz 30 Juz Sugro dan Kubro SMPIT dan SMK ADA 2023

  Segala puji milik Allah Azza Wajalla yang telah memberikan kenikmata kepada kita bersama, begitu banyak anugrah yang Allah berikan kepapad...