Dakwah Maksud Tujuan Hidup: Hidup dalam Dakwah, Dakwah sampai Mati, Mati dalam Dakwah
Dari Aqil bin abi tholib, ia bercerita. Abu tholib berkata kepada
Rasulullah SAW, “Wahai keponakanku! Demi Alloh, seperti yang telah
engkau ketahui sendiri bahwa aku selalu membenarkan perkataanmu, karena
itu engkau juga harus mengikuti perkataanku, bahwa orang-orang dari
kaummu datang kepadaku dan mereka berkata bahwa engkau datang ke Ka’bah
dan datang ke majelis mereka, lalu mengatakan begini dan begitu. Dengan
perkataanmu itu mereka merasa tersinggung, Oleh karena itu, suapaya
dapat kamu pahami, maka tinggalkanlah apa yang kamu lakukan itu. Lalu
Rasulullah saw menengadahkan wajahnya ke langit sambil berkata, “Demi
Alloh, aku tidak sanggup jika harus meninggalkan pekerjaan yang
karenanya aku diutus, melebihi ketidaksanggupan salah seorang diantara
kamu untuk membawa kobaran api matahari”. (Hr. Thabrani dan Bukhori)
Menurut riwayat Baihaqi, bahwa Abu tholib berkata kepada
Rosulullah
Saw, “Wahai keponakanku, orang-orang dari kaummu datang kepadaku dan
mengatakan ini dan itu, Karena itu, sekarang sayangilah jiwaku juga
jiwamu, dan jangan memberikan kepadaku sesuatu yang tidak sanggup aku
memikulnya, begitu juga engkau. Karena itu berhentilah dari berkata-kata
kepada mereka sesuatu yang tidak mereka sukai!” Mendengar perkataan
pamannya ini,
Rasulullah saw merasa sedih, karena beliau menganggap
bahwa pandangan pamannya mengenai dirinya telah berubah dan dia
meninggalkan beliau serta menyerahkannya kepada kaumnya, dan kini dia
tidak lagi memberikan semangat kepada beliau.. Melihat keadaan seperti
ini maka beliau bersabda, “Wahai pamanku, apabila matahari diletakkan di
tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, niscaya sekali-kali aku tidak
akan meninggalkan pekerjaan itu (dakwah) dan aku akan tetap
mengerjakannya sampai Alloh memberikan kemenangan kepadaku atau jiwaku
melayang karenanya.” Setelah berkata demikian,
Rasulullah saw tidak
kuasa lagi menahan air mata dan beliau menangis.
MAKSUD HIDUP UMMAT AKHIR ZAMAN
Sebuah benda jika tidak digunakan sesuai dengan maksud
yang menciptakannya, maka benda ini tidak berguna dan lama-lama akan
rusak. Begitu juga manusia, tidak ada gunanya dan akan rusak jika tidak
sesuai dengan maksud penciptaannya. Yang mengetahui maksud hidup
manusia, bukanlah isterinya, anaknya, ayahnya, pemerintahnya dsb.
Mengapa ? karena mereka tidak mempunyai andil dalam penciptaan manusia.
Maksud hidup manusia adalah
1. Manusia diciptakan untuk ibadah
“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, melainkan (hanya untuk) beribadah.” (QS. Adz Dzariyat : 56 )
2. Manusia untuk menjadi khalifah
“Sesungguhnya Aku akan menjadikan di muka bumi ini khalifah (manusia)” (QS. Al Baqarah : 30 )
3. Manusia untuk ber’amar ma’ruf nahi mungkar dan sebagai naibnya Rasulullah SAW
“Kalian
adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia, yaitu untuk
ber’amar ma’ruf dan nahi mungkar dan beriman kepada Allah” (QS. Ali
Imran : 110)
Jika manusia berhasil mewujudkan maksud hidupnya,
maka akan dijadikan raja-raja di Jannah/Surga. “Jika kamu melihat
Jannah seolah-olah adalah kenikmatan dan kerajaan yang besar” (QS. Al
Insan: 20).
Keperluan hidup manusia adalah :
1. Makan Minum
2. Rumah
3. Kendaraan
4. Pakaian
5. Pernikahan
Para sahabat Nabi keperluannya rendah tetapi maksud hidup tinggi. Sementara kita memiliki keperluan tinggi tetapi maksud hidupnya rendah. Keseharian kita hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keperluan, tetapi para sahabat berpikir untuk selalu mengorbankan keperluan untuk mendapatkan maksud hidup.
Perbedaan orang beriman dengan orang kafir dalam menggunakan keperluan dan maksud hidup adalah :
1. MAKAN MINUM
Orang kafir : Makan
dan minum untuk kesehatan dan kekuatan sebagaimana kaum A’ad sehingga
mereka berkata : “Siapakah yang lebih kuat daripada Kami ……?”(QS.
Fushsihlat: 15)
Orang beriman :
Makan Minum untuk beribadah agar
bisa berdiri shalat dan mengerjakan ibadah lainnya. Jika makan dengan
cara adab sunnah Rasulullah SAW maka akan diberi pahala oleh Allah SWT.
Makan Minum untuk Khalifah
adalah agar bisa berkhidmat kepada sesama. Nabi SAW bersabda, “jika
kalian mengangkat beban saudaramu ke punggung kudanya, maka akan
dihitung sedekah, jika kalian mengisi ember saudaramu dengan air maka
dihitung sedekah”
Makan Minum untuk dakwah, suatu
jamaah diantar ke suatu rumah di Pakistan maka dihidangkan kepadanya
air yang rasanya asin. Karena jamaah berniat dakwah maka Amir(sebutan
untuk pemimpin jamaah) mengatakan, “Habiskan air asin tadi”.
Setelah jamaah pulang isteri pemilik rumah terlihat pucat, suaminya bertanya, “ada apa?”
Isterinya berkata,”Aku salah memasukkan gula ternyata aku memasukkan garam ke air minum mereka, bagaimana keadaan mereka?”
Suaminya berkata.”Tidak masalah, mereka biasa saja bahkan tampak senang.”
Isterinya
berkata,”kalau begitu bapak harus ikut mereka karena mereka bukan orang
biasa tetapi seperti malaikat yang berjalan-jalan di bumi.”
2. PAKAIAN
Orang kafir : tujuan menggunakan pakaiannya seperti burung merak yaitu untuk menarik lawan jenis dan untuk dipuji-puji.
Orang beriman :
Untuk Ibadah yaitu menutup aurat karena malu kepada Allah.
Untuk Khalifah yaitu
untuk melayani umat sebagaimana kisah Hasan r.a cucu Nabi SAW. Beliau
memakai pakaian mahal sehingga seorang Yahudi datang kepadanya dan
berkata, “Ya Hasan, benarkah engkau cucu Rasulullah ?”
Hasan r.a. menjawab,”Ya, Kenapa ?”
Kata
si Yahudi, “mengapa engkau menyelisihi kakekmu dengan berpakaian mewah
padahal dunia adalah penjara bagimu dan surga bagi orang kafir?”. Si
Yahudi melanjutkan, “kini kau lihat, aku berpakaian compang camping
sementara kamu seperti di Surga?”
Hasan
r.a. berkata,”Wahai Yahudi, seandainya kamu tahu pakaian apa yang akan
kamu dapatkan di neraka, niscaya kamu akan memakai pakaian paling mewah
di dunia ini karena tak merasakan lagi di akhirat. Aku memakai pakaian
bagus ini agar orang miskin tahu kalau aku orang kaya agar mereka tak
sungkan-sungkan meminta sedekah kepadaku.”
Untuk Dakwah,
dengan pakaian yang digunakan orang akan mendapat hidayah dan ingat
kepada Allah. Itulah sebabnya orang beriman mencontoh pakaian Rasulullah
SAW dan para sahabat.
3. RUMAH
Orang kafir :
Rumah
untuk kesombongan dan fungsinya hanya untuk restoran (untuk tempat
makan keluarga), hotel (tempat tidur/istirahat) , WC (tempat buang air),
gallery (tempat menyimpan barang-barang mewah), bioskop mini (tempat
nonton TV keluarga), gedung pertemuan keluarga.
Orang beriman:
Untuk ibadah, Nabi
SAW bersabda,”Shalatlah kamu (shalat sunnah) di sudut-sudut rumah kamu
niscaya rumah kamu akan dipandang oleh penduduk langit bercahaya
sebagimana kamu memandang bintang-bintang di langit.”
Untuk Khalifah,
yaitu melayani ummat sebagaimana hadits yang menunjukkan bahwa hak tamu
untuk dilayani adalah tiga hari, setelah hari ketiga maka dihitung
sedekah.
Untuk Dakwah,
yaitu bagaimana orang masuk ke rumah kita mendapat hidayah sebagaimana
rumahnya Fatimah binti Khaththab. Umar bin Khaththab masuk ke rumahnya
langsung mendapat hidayah, mengapa ? karena di dalam rumah hidup amalan
masjid yaitu dakwah, ta’lim, ibadah dan khidmat.
4. KENDARAAN
Orang kafir :
Menggunakan kendaraan hanya untuk menyelesaikan urusan dunia saja, juga sebagai kesombongan dan status sosial.
Orang beriman :
Untuk Ibadah, seperti dipakai untuk pergi ke Masjid, silahturahmi dll.
Untuk Khalifah, yaitu untuk melayani saudara muslimnya, dipinjamkan untuk hajat muslimin
Untuk Dakwah, yaitu
untuk berjuang di Jalan Allah. Nabi SAW bersabda, “seseorang yang
memelihara kuda untuk digunakan jihad maka semua makanan, kotoran dan
kencingnya dihitung sebagai kebaikan oleh Allah SWT”
Nabi
SAW juga bersabda,”ada tiga hasil orang memiliki kendaraan, yaitu (1)
orang yang mendapatkan Surga dari kendaraannya karena digunakan di jalan
Allah SWT. (2) mendapat neraka karena dipakai untuk bermaksiat kepada
Allah. (3) tidak memperoleh apa-apa di Akhirat karena hanya digunakan
untuk keperluan dunia semata.”
5. PERNIKAHAN
Orang kafir :
Pernikahan mereka hanya untuk menyempurnakan nafsu saja dan mendapatkan keturunan.
Orang beriman :
Untuk Ibadah, sesuai sabda Nabi SAW, “orang yang sudah menikah shalat 2 rakaatnya lebih baik dari pada 70 rakaat orang yang belum menikah.”
Untuk Khalifah, yaitu
dengan memiliki isteri kita bisa berkhidmat kepada tetangga sebagaimana
hadis,”jika kamu masak, perbanyaklah kuahnya dan kirimkan kepada
tetangga kamu.”
Untuk Dakwah,
yaitu wanita/isteri dapat berdakwah sampai ke dapur-dapur tetangga
kita, sedangkan laki-laki hanya sampai depan pintu saja. Kewajiban
dakwah termasuk untuk wanita. Do’a-do’a wanita dalam dakwah sangatlah
hebat melebihi do’a 70 wali Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar