Allah berfirman di dalam kitab suci Al Qur’an:
وَلۡتَكُن
مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma´ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang
beruntung”.
Habib Abdullah Al Haddad membahas
tentang firman Allah SWT tersebut, menjelaskan bahwa umat Islam adalah
merupakan kelompok yang besar dan mempunyai tugas untuk mengajak kepada
kebaikan. Perintah untuk mengajak kepada kebaikan atau mengajak kepada
Allah itu disebut dengan “Adda’wah ilallah” yaitu mengajak kepada Allah
SWT.
Da’wah ilallah adalah sebuah amanat yang
diperintahkan bukan hanya kepada para ulama tapi juga bagi setiap
individu mukmin, sebagai seorang muslim yang telah bersaksi bahwasanya
tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. Sejak seseorang
mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut, baik laki-laki maupun
perempuan, besar atau kecil, tua maupun muda, memiliki pengetahuan atau
tidak, maka pada dasarnya orang tersebut telah memikul tanggung jawab
untuk berda’wah dan mengajak manusia kepada Allah.
Dua kalimat syahadat tersebut seyogyanya
tidak hanya diucapkan secara lesan, namun benar-benar dihayati,
dipahami maknanya dan disadari konsekuensinya. Jika hanya sebatas di
bibir saja, niscaya kalimat suci tersebut tidak akan memberikan pengaruh
apapun bagi seorang hamba. Pada saat seseorang menyatakan kalimat suci
ini sesungguhnya dia sedang berikrar dan haruslah menyadari bahwa
dirinya memiliki konsekuensi untuk menjalankan tugas dan ikrarnya dengan
benar.
Kalimat asyhadu alla ilaaha illallah
mengandung arti yang sangat dalam. Kalimat “asyhadu” berarti “Saya
bersaksi”. Kalimat ini bermakna ikrar dan pernyataan janji setia seorang
hamba kepada Allah. Sebagai contoh tentang kesaksian ini biasa dijumpai
di pengadilan. Seseorang yang diminta menjadi saksi di pengadilan
biasanya akan mengatakan “Saya bersaksi”. Terdapat beberapa syarat
ketika seseorang ditunjuk sebagai saksi. Pertama, mengetahui. Orang
tersebut harus mengetahui kejadian yang berlangsung. Kedua, orang
tersebut harus meyakini terjadinya peristiwa tersebut disertai dengan
bukti. Ketiga, orang terserbut harus mempunyai kepercayaan atau
keyakinan bahwa kesaksiannya benar.
Kalimat asyhadu dalam bahasa Arab disebutkan sebagai berikut:
أعلم و أتيقن و أعتقد بقلبي و أعلم غيري
Artinya: “Saya mengetahui, saya meyakini
dengan bukti, saya menganut suatu kepercayaan dalam hati saya yang
tidak dapat tergoyahkan, dan saya menyatakannya kepada orang lain”.
Hal ini berarti, ketika seseorang
mengucapkan “Saya bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah”, sebenarnya orang tersebut sedang mengatakan bahwa “Saya
mengetahui bahwa sesungguhnya di alam semesta ini tidak ada Tuhan
kecuali Allah. Saya berkeyakinan dengan bukti serta bisa membuktikannya.
Saya memiliki kepercayaan dalam hati saya yang tidak bisa digoyahkan,
sebab saya betul-betul mengetahui dan saya bisa membuktikannya, dan saya
sekarang berikrar untuk menyampaikan keyakinan yang saya anut atas
pengetahuan dan bukti ini kepada orang lain, yaitu tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah”.
Demikian juga kesaksian seorang hamba
akan Rasulullah saw. Makna kalimat “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”
yaitu, “Saya mengetahui dan saya meyakini serta saya akan menyampaikan
kepada semua orang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan
Allah”.
Kalimat syahadat tersebut merupakan
janji setia hamba kepada Allah. Dan inilah tanggung jawab mengajak
manusia kepada Allah yang dinyatakan saat mengucapkan “Asyhadu allaa
ilaaha illallah”. Tidak hanya sekedar kesaksian, tapi sekaligus berikrar
dan berjanji untuk menyampaikan kepada orang lain, dan inilah da’wah ke
jalan Allah. Oleh karenanya setiap individu muslim yang telah bersaksi
tiada Tuhan selain Allah maka dia telah mengemban suatu amanat, dia
berikrar dan berjanji di hadapan Allah untuk berdakwah mengajak manusia
kepada Allah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Al Haddad
bahwasanya da’wah ke jalan Allah, mengajak manusia ke jalan Allah adalah
tugas setiap orang Islam dan orang-orang yang beriman kepada Allah SWT,
bukan sekedar tugas para ‘ulama.
Hal penting yang harus diingat adalah
bahwa setiap muslim diperintahkan oleh Allah untuk berda’wah mengajak
kepada Allah. Hal ini berarti da’wah yang dilakukan bukan bertujuan
untuk mengajak kepada organisasinya, partai politiknya, majelis
ta’limnya, kelompoknya, bukan pula mengajak kepada madzhabnya dan pola
pikir yang sempit lainnya, tapi semata-mata hanya kepada Allah yang Maha
Luas.
Seseorang yang sudah memiliki pola pikir
dan pemahaman seperti itu akan bisa leluasa untuk masuk ke berbagai
kalangan. Hal ini disebabkan dalam hati dan pikirannya hanya satu yaitu
mengajak orang kepada Allah. Jika sudah demikian, maka sesungguhnya
orang tersebut sedang meniti jalannya Rasulullah SAW. Apa jalannya Nabi
Muhammad SAW? Jalan beliau adalah mengajak orang kepada Allah dengan
ilmu. “Ini jalanku dan jalan semua orang yang mau mengikuti jalanku”.
Untuk mengajak orang lain kepada Allah
SWT, tidak selamanya diperlukan ilmu yang luas. Rasulullah SAW
menggunakan seluruh waktu dalam hidupnya hanya untuk mengajak orang
kepada Allah SWT baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Untuk
itulah Rasulullah diutus dan itulah tugas yang diberikan Allah kepada
Rasul SAW.
Alhabib Abdullah bin Alwi Al haddad
mengatakan: Orang yang paling dekat, paling diperhatikan dan paling
disayang baik di dunia maupun di akhirat oleh Rasulullah SAW adalah
orang yang paling besar perhatiannya dalam hal da’wah di jalan Allah
SWT, yang paling sibuk di dalam hal da’wah kepada Allah dan yang paling
masuk tenggelam ke dalam lautan da’wah ilallah.
Dikisahkan, ada satu ‘ulama besar,
seorang wali besar bernama Habib Muhammad bin Ja’far bin Muhammad
Alathos yang tinggal di Khoir Bawazir. Beliau dikaruniai anugrah yang
besar oleh Allah serta sangat tawadhu. Beliau berkata: “Saya diberi
kedudukan oleh Allah tidak lebih kecil dari kedudukannya Habib Umar bin
Abdurrahman Alathos kakek saya”.
Beliau sering berjumpa dengan Nabi
Muhammad SAW dalam keadaan yakhodzoh, dalam keadaan sadar. Suatu saat
beliau berjumpa dengan Rasulullah SAW dalam keadaan sadar dan berkata,
“Ya Rasulullah, saya ingin diberikan al fath, al mutlak, al kabir. Saya
ingin dibukakan hati saya seperti aulia-aulia besar, pembukaan yang
mutak yang sama besar. Bagaimana caranya Ya Rasulullah?”. Nabi menjawab,
“Jika harapanmu ingin terwujud, pergilah ke Syibam dan temui cucuku,
Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith. Harapanmu akan terwujud di situ”. Maka
pergilah Habib Muhammad bin Ja’far Alathos. Sesampai di sana, beliau
disambut oleh Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith, “Selamat datang wahai
orang yang diutus oleh Rasul SAW kepada saya. Agar hatimu dibuka oleh
Allah dengan pembukaan yang luas dan terbesar, berda’wahlah. Da’wah
ilallah, ajak manusia ke jalan Allah dan jadikan kesibukanmu hanya untuk
itu”. Begitu mendengar jawaban tersebut, Habib Muhammad bin Jafar
Alathos bergegas pergi ke jalanan untuk mencari setiap orang Badui yang
lewat dan mengajaknya kepada Allah SWT. Beliau hanya sebentar
melakukannya namun Allah telah bukakan hatinya.
Orang yang paling dekat dengan Rasul SAW
adalah orang yang paling besar perhatiannya di jalan Allah SWT, adalah
orang yang mencurahkan segala perhatiannya untuk da’wah ilallah, maka
itu curahkan semua perhatian kita kepada da’wah ke jalan Allah SWT.
Banyak cara untuk mengajak ke jalan
Allah SWT, walaupun tidak memiliki ilmu yang luas, namun da’wah ilallah
ini tetap bisa dilakukan. Semuanya disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing. Misalnya dengan mengajar, mengajak dengan ucapan, atau
melalui media teknologi seperti melalui sms, atau broadcast jadwal
majelis ta’lim atau hal-hal baik lainnya dalam agama.
Syech Romadhon Al Buthi berkata: tugasmu hanyalah mengajak dan menyampaikan. Kemudian hidayat ditangan Allah.
Sungguh kamu tidak berkemampuan
memberikan hidayah kepada manusia karena itu Allah tidak menuntutmu
memberikan hidayah. Tapi kamu berkemampuan untuk mengajak, menyampaikan
dan mencurahkan segenap perhatianmu untuk berda’wah ke jalan Allah
karena itu Allah memerintahkanmu untuk berda’wah.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan
maka ia akan dikasih pahala oleh Allah SWT seperti pahala kebaikan orang
yang diajak kebaikan kepadanya tanpa mengurangi pahalanya orang itu”.
Habib Abdullah AlHaddad berkata: “Hendaknya terdapat di tengah kalian, kelompok besar yang mengajak kepada kebaikan”.
‘Ulama menyebutkan bahwa da’wah itu
hukumnya fardu kifayah, artinya jika tidak ada sama sekali yang
melakukan maka akan mendapat dosa.
Selain itu, Imam Abdullah Alhaddad
menjelaskan tentang amar maruf nahi munkar. Al ma’ruf adalah segala
kebaikan yang dianjurkan oleh Allah untuk dilakukan baik itu wajib atau
sunah. Tiap muslim dianjurkan untuk mengajak manusia kepada hal ini.
Munkar adalah segala hal yang dilarang oleh Allah baik larangan haram
atau makruh. Seorang muslim diperintahkan untuk memperingatkan manusia
agar tidak terjerumus dalam urusan ini.
Ini termasuk tugas dan kewajiban seorang
muslim. Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa tugas seorang
muslim adalah mengajak, bukan memaksa dan juga bukan memberikan hidayah
kepada orang. Pemilik hidayah adalah Allah SWT.
Allah berkata kepada Nabi Muhammad
انك لا تهدي من احببت و لكن الله يهدي من يشاء
“Engkau tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai. Allah yang memberi hidayah kepada yang Ia kehendaki”.
Berapa banyak orang yang dicintai oleh
Rasul SAW terlepas dari tangannya, karena hidayah bukan di tangan Nabi
SAW, tapi di tangan Allah SWT. Selama masih ada jalan untuk menyampaikan
kebaikan, maka sampaikanlah. Selama masih ada kesempatan untuk melarang
dalam keburukan, maka laranglah. Allah tidak akan bertanya tentang
hidayah, namun Allah akan bertanya tentang mengajak atau tidaknya
seorang muslim kepada Allah SWT. Semoga kita dijadikan umat yang
memegang janji setianya kepada Allah SWT.
TEKS BERASAL DARI http://www.elhooda.net/2014/11/dakwah-ilallah-adalah-amanah-bagi-setiap-individu-mukmin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar